script src='http://elmubarok.googlecode.com/files/floating1.js' type='text/javascript'/>

http://ikkibondenkkesmas.blogspot.com/2010/03/about-me.html

Kata Rasullullah ada tiga amalan yang jika dikerjakan maka Amalnya akan mengalir meskipun yang mengamalkannya telah meninggalal dunia diantaranya adalah ILMU BERMANFAAT YANG DIAJARKAN.

Monday 2 February 2009

DEMAM BERDARAH VIRUS YANG DITULARKAN ARTHROPODA

Postingan kali ini bersumber dari E-Book dengan Judul Manual Pemberantasan Penyakit Menular, by James Chin, MD, MPH Editor dan Dr, I Nyoman Kandun, MPH Edisi Ke 17 tahun 2000

DEMAM BERDARAH VIRUS YANG DITULARKAN ARTHROPODA
I. PENYAKIT DITULARKAN OLEH NYAMUK
(Demam Berdarah dengue dan demam kuning disajikan terpisah)
II. PENYAKIT DITULARKAN OLEH KUTU
IIA. DEMAM BERDARAH CRIMEAN – CONGO ICD-9065.0;ICD10A98.0
(Demam Berdarah Asia Tengah)
1. Identifikasi.
Penyakit yang disebabkan oleh virus dengan demam yang muncul tiba-tiba, rasa tidak enak badan, kelelahan, iritasi, sakit kepala, sakit hebat di tangan dan pinggang dan ditandai dengan timbulnya anoreksia. Muntah, sakit pada perut bagian bawah dan diare kadang muncul. Bercak merah pada muka dan dada hingga mata merah muncul lebih awal. Enantem dengan pendarahan pada palatum molle, uvula dan faring, ruam kecil kecil 55
menyebar dari dada hingga perut dan sekujur tubuh, biasanya menjadi tanda yang khas muncul pada penyakit ini; kadang ditemukan purpura yang luas.
Kadang muncul perdarahan pada gusi, hidung, paru-paru, uterus dan usus, namun kebanyakan terjadi hanya pada kasus yang fatal dan serius, hal ini dikaitkan dengan kerusakan hati yang berat. Hematuria dan albuminuria umum terjadi namun tidak masif. Demam meningkat secara konstan dalam 5 – 12 hari atau dengan gambaran bifasik dan menurun secara lysis. Penyembuhannya lama. Temuan lain berupa lekopenia dengan lebih banyak limfopenia dibanding netropenia. Trombositopenia adalah hal yang umum terjadi. Tingkat fatalitas kasus dilaporkan antara 2% - 50%. Di Rusia diperkirakan terdapat 5 orang yang tertulari untuk tiap kasus demam berdarah.
Diagnosa dibuat dengan mengisolasi virus dari darah dengan inokulasi pada kultur sel atau tikus kecil atau dengan PCR. Diagnosis serologik dibuat dengan pemeriksaan ELISA, reverse passive HI, IFA, CF, imuno difusi atau dengan uji netralisasi reduksi plaque. IgM spesifik dapat saja muncul selama fase akut.
2. Penyebab penyakit – virus demam berdarah Crimean Congo (Bunyaviridae, Nairovirus).

3. Distribusi Penyakit.
Ditemukan di daerah stepa bagian barat Crimea, pada Semenanjung Kersch di Kazakhtan dan Uzbekistan, di Rostov dan Astrakhan Rusia, juga di Albania, Bosnia Herzegovina, Bulgaria, Irak, Semenanjung Arab, Pakistan, bagian barat China, daerah tropis Afrika dan Afrika Selatan. Kebanyakan penderita adalah mereka yang bekerja dipeternakan atau tenaga medis. Kejadian musiman di Rusia berlangsung antara Juni hingga September, periode dimana vektornya sangat aktif. Virus atau antibodi pada manusia telah diteliti dan ditemukan di beberapa daerah di bagian timur dan tengah Afrika; kasus demam berdarah telah dilaporkan terjadi di Afrika selatan dan Mauritania (Afrika barat).
4. Reservoir.
Secara alami, reservoir adalah kelinci, burung dan kutu dari keluarga Hyalomma spp. di Eurasia dan Afrika Selatan. Inang di daerah tropis Afrika tetap tidak diketahui, namun Hyalomma dan kutu Boophilus, insektivora dan hewan pengerat diduga juga berperan sebagai reservoir. Binatang domestik seperti kambing, domba dan sapi berperan sebagai inang berikutnya.
5. Cara Penularan.
Penularan melalui gigitan Hyalomma marginatum atau H. anatolicum dewasa yang terinfeksi, kutu yang masih muda diduga mendapat infeksi dari binatang inang atau dari kutu induknya melalui telur. Infeksi nosokomial pada tenaga medis, terjadi setelah terpajan dengan darah dan discharge dari pasien. Penularan melalui infeksi nosokomial ini perlu diperhatikan pada KLB yang terjadi belakangan ini : keluarga dari tenaga medis dapat juga tertular sebagai kasus tersier. Penularan juga dapat terjadi saat memotong hewan yang terinfeksi.
6. Masa Inkubasi : Biasanya 1 hingga 3 hari, dengan jarak antara 1 – 12 hari 56
7. Masa Penularan : Sangat menular di lingkungan RS. Infeksi nosokomial umum terjadi setelah terpajan dengan darah dan discharge penderita.
8. Kerentanan dan Kekebalan
Kekebalan setelah terinfeksi kemungkinan dapat bertahan seumur hidup.
9. Cara- cara pemberantasan
A. Cara Pencegahan :
Lihat Lyme Disease, 9A, untuk tindakan pemberantasan dan pencegahan gigitan kutu. Vaksin otak tikus yang tidak aktif digunakan di Eropa timur dan di bekas Uni Soviet. Tidak ada vaksin di AS.
B. Pengawasan Penderita, Kontak & Lingkungan Sekitarnya :
1) Laporan kepada instansi kesehatan setempat : Di daerah endemis tertentu, di kebanyakan negara, bukan merupakan kasus yang wajib dilaporkan, Kelas 3B (lihat tentang pelaporan penyakit menular)
2) Isolasi : lakukan tindakan kewaspadaan universal terhadap cairan tubuh dan darah
3) Disinfeksi serentak : cairan darah sangat infektif; dekontaminasi dengan panas atau dengan disinfektan klorin
4) Karantina : tidak diperlukan
5) Imunisasi : tidak ada, kecuali di Eropa bagian timur
6) Investigasi kontak dan sumber infeksi : cari dan temukan kembali kasus yang hilang / yang tidak dilaporkan dan keberadaan hewan yang tertular serta vektor yang mungkin berperan
7) Perawatan spesifik : infus ribavirin dan plasma imun dengan kadar “neutralizing antibody” yang tinggi diketahui sangat bermanfaat.
8) Penanggulangan Wabah : lihat penyakit Lyme, 9C.

C. Implikasi Bencana : Tidak ada
D. Tindakan Internasional : manfaatkan pusat kerjasama WHO.


IIB. DEMAM BERDARAH OMSK (OHF) ICD-9 065.1; ICD-10 A98.1
COMSK HEMORRHAGIC FEVER
PENYAKIT BELANTARA KYASANUR (KFD) ICD-9 065.2; ICD-10 A98.2
(KYASANUR FOREST DISEASE)
1. Identifikasi.
Kedua penyakit yang disebabkan oleh virus ini mempunyai tanda-tanda yang mirip yaitu rasa dingin yang muncul tiba-tiba, rasa tidak enak badan, demam, sakit kepala, sakit hebat di lengan dan punggung bagian bawah dan prostat ditandai juga dengan timbulnya konjungtivitis, diare dan muntah pada hari ketiga atau keempat. Erupsi papulovesikuler pada palatum molle, limfadenopati di leher dan perdarahan sub konjungtiva biasanya
muncul. Bingung dan gejala gejala ensefalopati dapat terjadi pada pasien dengan Penyakit Belantara Kyasanur (KFD); kadang kala ditemukan demam yang naik turun, kelainan susunan syaraf pusat terjadi setelah periode 1 – 2 minggu setelah demam.
Kasus yang berat dikaitkan dengan terjadinya perdarahan, tanpa adanya ruam. Terjadi perdarahan pada gusi, hidung, saluran pencernaan, paru-paru, uterus (namun tidak terjadi pada ginjal) kadang kala berlangsung berhari-hari dan pada kasus yang fatal dan serius, akan berakhir dengan syok dan kematian, syok dapat pula terjadi tanpa adanya perdarahan. Masa demam berlangsung antara 5 hari hingga 2 minggu, sedangkan kenaikan suhu fase kedua terjadi pada minggu ketiga. Temuan lain berupa leukopenia dan trombositopenia. CFR kasus dilaporkan antara 1% - 10%. Masa penyembuhan cenderung lambat dan panjang.
Diagnosa dibuat dengan mengisolasi virus dari darah yang diinokulasi pada bayi tikus atau ditanam dalam kultur sel (virus mungkin baru dapat terlihat di atas 10 hari setelah mulai sakit) diagnosa dapat juga dibuat dengan tes serologis.
2. Penyebab Penyakit.
Penyebab penyakit adalah virus Demam berdarah Omsk (OHF) dan virus KFD yang sangat mirip satu sama lain; keduanya berasal dari “ensefalitis louping ill complex” dari flavivirus yang ditularkan oleh kutu dan secara antigenik sangat mirip dengan virus lain dalam kompleks itu.
3. Distribusi Penyakit
Ditemukan di belantara Kyasanur di distrik Shimoga dan Kanara di India, terutama terjadi pada laki-laki muda dewasa yang terpajan di hutan belantara pada saat musim kering dari bulan November hingga Juni. Pada tahun 1983 terdapat 1155 kasus yang dilaporkan dengan 150 kematian, wabah KFD terbesar yang pernah dilaporkan. OHF terjadi pada daerah stepa disebelah barat Siberia di Omsk, Novosibirsk, Kurgan dan daerah Tjumen. Distrik Novosibirsk melaporkan 2 hingga 41 kasus terjadi setiap tahun dari tahun 1989 hingga tahun 1998, kebanyakan terjadi pada pemburu muskrat, sejenis tikus besar yang hidup di air. Kejadian musiman di tiap daerah terjadi bersamaan dengan meningkatnya densitas dari aktivitas vektor. Infeksi laboratorium sering terjadi menimpa petugas laboratorium oleh kedua virus tersebut.
4. Reservoir : Pada KFD, reservoirnya kemungkinan adalah hewan pengerat, shrews (sejenis binatang menyerupai tikus dengan hidung lancip) dan monyet; sedangkan pada OHF, hewan pengerat, muskrat dan kutu berperan sebagai reservoir.
5. Cara Penularan.
Penularan melalui gigitan kutu kemungkinan dari jenis Haemaphysalis spinigera untuk penyakit KFD dan Dermacentor reticulates (pictus) dan Dermacentor marginatus pada OHF (kedua virus tersebut ditemukan pada kutu yang terinfeksi, terutama pada stadium nymphe). Penularan langsung dapat terjadi dari muskrat ke manusia, yaitu penularan kepada para pemburu muskrat dan keluarganya.
6. Masa Inkubasi : Biasanya 3 hingga 8 hari.
7. Masa Penularan : Tidak langsung menular dari manusia ke manusia. Kutu yang terinfeksi tetap menular seumur hidup kutu tersebut.
8. Kerentanan dan Kekebalan : Semua umur dan jenis kelamin bisa tertular, kekebalan didapat setelah terinfeksi.
9. Cara-cara pemberantasan.
Lihat Lyme Disease dan Viral Encephalitis yang ditularkan melalui kutu, vaksin otak tikus yang diinaktifasi dengan formalin digunakan untuk OHF. Vaksin untuk ensefalitis virus yang ditularkan kutu telah digunakan untuk mencegah OHF, namun tidak terbukti efektif. Satu jenis vaksin yang masih dalam taraf pengembangan saat ini sedang di uji coba di India untuk mencegah terjadinya KLB KFD.
 

No comments:

Post a Comment