script src='http://elmubarok.googlecode.com/files/floating1.js' type='text/javascript'/>

http://ikkibondenkkesmas.blogspot.com/2010/03/about-me.html

Kata Rasullullah ada tiga amalan yang jika dikerjakan maka Amalnya akan mengalir meskipun yang mengamalkannya telah meninggalal dunia diantaranya adalah ILMU BERMANFAAT YANG DIAJARKAN.

Tuesday, 9 February 2010

PROMOSI KESEHATAN

1. Pengertian
Secara defenisi istilah promosi kesehatan dalam ilmu kesehatan masyarakat (health promotion) mempunyai dua (2) pengertian. Pengertian promosi kesehatan yang pertama adalah sebagai bagian dari tingkat pencegahan penyakit. Maka promosi kesehatan dalam konteks ini adalah peningkatan kesehatan. Sedangkan pengertian yang kedua, promosi kesehatan diartikan sebagai upaya memasarkan, menyebarluaskan, mengenalkan atau “menjual” kesehatan. Dengan kata lain, promosi kesehatan adalah “memasarkan” atau “menjual” atau “memperkenalkan” pesan-pesan kesehatan atau “upaya-upaya” kesehatan, sehingga masyarakat “menerima”, atau “membeli” (dalam arti menerima perilaku kesehatan) atau “mengenal” pesan tersebut, yang akhirnya masyarakat mau berperilaku hidup sehat (Notoatmodjo, 2005).
Laurence Green (1984) dalam Notoatmodjo (2005) merumuskan bahwa defenisi promosi kesehatan sebagai berikut: “segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi yang dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi masyarakat”. Dari batasan ini jelas bahwa, promosi kesehatan adalah pendidikan kesehatan plus, atau promosi kesehatan adalah lebih dari pendidikan kesehatan. Promosi kesehatan bertujuan untuk menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif bagi masyarakat.
Berdasarkan Piagam Ottawa (WHO, 1986), sebagai hasil rumusan Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa Canada, dalam Notoatmodjo (2005), menyatakan bahwa: “Health Promotion is the process of enabling people to increase control over, and improve their health. To reach a state of complete physical, mental and social, well being an individual or group must be able to identify and realize aspirations to satisfy needs, and to change or cope with the environment”. Dari kutipan diatas dinyatakan bahwa promosi kesehatan adalah suatu proses untuk memampukan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka. Dengan kata lain promosi kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masayarakat sehingga masyarakat mau dan mampu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan promosi kesehatan ini mencakup dua (2) dimensi yakni “kemauan” dan “kemampuan”, atau tidak sekedar meningkatnya kemauan masyarakat seperti yang
dikonotasikan oleh pendidikan kesehatan. Lebih lanjut dikatakan bahwa, dalam mencapai derajat kesehatan yang sempurna baik fisik, mental, maupun sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya. Lingkungan di sini mencakup lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, dan lingkungan ekonominya.
Apabila ditinjau dari piagam Ottawa tentang promosi kesehatan (WHO, 1986), maka promosi kesehatan banyak disikapi sebagai suatu respon birokrasi terhadap perkembangan sosial dan kesehatan. Promosi kesehatan lebih menampilkan dirinya sebagai bentuk pendekatan dari atas ke bawah (top-down) dimana promosi kesehatan harus bekerja sangat keras, sedangkan kelompok sasaran atau masyarakat dalam situasi yang seringkali sebaliknya. Batasan promosi kesehatan yang lain dirumuskan oleh Yayasan kesehatan Victoria (Victoria Health Fundation-Australia, 1997), dalam Notoatmodjo, (2005) sebagai berikut: “Health promotion is program are design to bring about “change” within people, organization, communities, and their environment” hal ini berarti promosi kesehatan adalah program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan) baik di dalam masyarakat itu sendiri maupun dalam organisasi dan lingkungannya. Berdasarkan dua (2) pengertian di atas maka promosi kesehatan merupakan salah satu aitem yang sangat penting dan harus terus diperhatikan dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Promosi kesehatan
merupakan pendekatan yang mencakup pendidikan, prevensi dan proteksi, pada tingkat individu maupun pada tingkat komunitas.
Promosi kesehatan mencakup pendidikan kesehatan, karena esensi dari promosi kesehatan adalah pemberdayaan masyarakat. Sedangakan pemberdayaan adalah upaya untuk membuat kemandirian masyarakat sehingga mampu memlihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri. Untuk itu tentu diperlukan upaya untuk merubah, menumbuhkan atau mengembangkan perilaku positif, dan hal tersebut merupakan kajian promosi kesehatan.
Promosi kesehatan juga mencakup penyuluhan kesehatan, karena dalam rangka pemberdayaan, tentu diperlukan upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran, di samping pengetahuan sikap dan perbuatan. Untuk itu tentu diperlukan upaya penyediaan dan penyampaian informasi, yang merupakan bidang garapan penyuluhan kesehatan. Makna asli penyuluhan itu sendiri adalah pemberian penerangan dan informasi. Promosi kesehatan juga sejalan dengan komunikasi, informasi dan edukasi. Hal ini karena untuk melakukan pemberdayaan masyarakat tentu diperlukan upaya untuk membuka jalur komunikasi, yang selanjutnya diisi dengan penyampaian dan dimantapkan dengan edukasi.
Promosi kesehatan juga menampung aspirasi pemasaran sosial, karena promosi juga berarti mengenalkan produk (yaitu perilaku hidup sehat) secara luas kepada masyarakat sehingga mereka dapat menerima dan memanfaatkannya (mempraktekkannya) dalam kehidupan sehari-hari. Promosi kesehatan juga mengandung pengertian mobilisasi sosial, karena dalam promosi kesehatan diperlukan adanya advokasi kebijakan sehingga kebijakan yang ada dapat memberikan dukungan bagi pengembangan perilaku dan lingkungan sehat. Selain itu pembentukan opini publik yang merupakan salah satu upaya promosi kesehatan juga dapat diartikan sebagai memobilisasi masyarakat (untuk memilih perilaku hidup sehat).
Dengan demikian promosi kesehatan adalah proses memberdayakan/memandirikan masyarakat untuk memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya melalui peningkatan kesadaran, kemauan dan kemampuan, serta pengembangan lingkungan sehat. (Depkes RI, 2003).
2. Ruang Lingkup Promosi Kesehatan
Ruang lingkup atau bidang garapan promosi kesehatan baik sebagai ilmu (teori) maupun sebagai seni (aplikasi) mencakup berbagai cabang keilmuan lain. Ilmu-ilmu lain yang dicakup promosi kesehatan dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) bidang, (Notoatmodjo,2005) yaitu:
   a. Ilmu perilaku, yakni ilmu-ilmu yang menjadi dasar dalam membentuk perilaku manusia, terutama psikologi, antropologi, dan sosiologi.
   b. Ilmu-ilmu yang diperlukan untuk intervensi perilaku (pembentukan dan perubahan perilaku), antara lain pendidikan , komunikasi, manajemen, kepemimpinan dan sebagainya.
Di samping itu, promosi kesehatan juga didasarkan pada dimensi dan tempat pelaksanaanya, oleh sebab itu ruang lingkup promosi kesehatan dapat didasarkan pada 2 (dua) dimensi, yaitu dimensi aspek sasaran pelayanan kesehatan, dan dimensi tempat pelaksanaan promosi kesehatan atau tatanan (setting).
1. Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan, secara garis besar terdapat 2 (dua) jenis pelayanan kesehatan, yaitu:
   a. Pelayanan preventif dan promotif, adalah pelayanan kelompok masyarakat sehat, agar kelompok ini tetap sehat dan bahkan meningkat status kesehatannya. Pada dasarnya pelayanan ini dilaksanakan oleh kelompok profesi kesehatan masyarakat.
   b. Pelayanan kuratif dan rehabilitatif, adalah pelayanan kelompok masyarakat yang sakit, agar kelompok ini sembuh dari sakitnya dan menjadi pulih kesehatannya. Pada prinsipnya pelayanan jenis ini dilakukan oleh kelompok profesi kedokteran. Berdasarkan aspek pelayanan kesehatan di atas, maka promosi kesehatan mencakup 4 (empat) pelayanan yaitu:
      a) Promosi kesehatan pada tingkat promotif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah pada kelompok orang sehat, dengan tujuan agar mereka mampu meningkatkan kesehatannya.
      b) Promosi kesehatan pada tingkat preventif
Disamping kelompok orang sehat, sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah kelompok berisiko tinggi (high risk), misalnya kelompok ibu hamil dan menyusui, para pekerja seks dan lain sebagainya.Tujuan utama promosi kesehatan pada tingkat ini adalah untuk mencegah kelompokkelompok tersebut agar tidak jatuh atau menjadi/terkena sakit (primary prevention).
      c) Promosi kesehatan pada tingkat kuratif
Sasaran promosi kesehatan pada tingkat ini adalah para penderita penyakit (pasien), terutama untuk penderita penyakit-penyakit kronis seperti: Asma, Diabetes Miletus, Tuberculosis dan sebagainya. Tujuan promosi kesehatan pada tingkat ini adalah agar kelompok ini mampu mencegah penyakit tersebut untuk tidak menjadi lebih parah (secondary prevention).
      d) Promosi kesehatan pada tingkat rehabilitatif
Promosi kesehatan pada tingkat ini mempunyai sasaran pokok kelompok penderita atau pasien yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuan utama promosi kesehatan pada tingkat ini adalah agar mereka segera pulih kembali kesehatannya, dan atau mengurangi kecacatan seminimal mungkin.
2. Ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan tatanan (tempat pelaksanaan):
   a. Promosi kesehatan pada tatanan keluarga (rumah tangga) Promosi kesehatan pada tatanan keluarga, sasaran utamanya adalah orang tua, terutama ibu. Karena ibulah yang sangat berperan dalam keluarga untuk meletakkan dasar perilaku sehat pada anak-anak sejak lahir.
   b. Promosi kesehatan pada tatanan sekolah Sasaran utamanya adalah guru, karena pada umumnya guru sangat dipatuhi oleh anak-anak dari pada orng tuanya.
   c. Promosi kesehatan pada tempat kerja Sasaran utuma promosi kesehatan di tempat kerja adalah pimpinan perusahaan atau tempat kerja dengan memfasilitasi tempat kerja yang kondusif demi perilaku sehat untuk pekerjanya atau karyawan.
   d. Promosi kesehatan di tempat-tempat umum (TTU) Di tempat-tempat umum juga perlu dilaksanakan promosi kesehatan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat mendukung perilaku sehat bagi pengunjungnya.
   e. Pendidikan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan Tempat-tempat pelayanan kesehatan seperti, rumah sakit, puskesmas dan lain-lain adalah tempat yang paling strategis untuk promosikesehatan.

No comments:

Post a Comment