Menurut murti (1997) penelitian akasus control adalah penelitian epidemiologi yang memepelajari hubungan antara pajanan dan penyakit, dengan cara membandingkan kelompok kasus dan kelompok control bedsarakan status pajanannya.
Era komputerisasi saat ini memeudahkan kita para akademisi maupun para praktisi kesehatan dalam melakukan analisis data salah satunya denagan memamfaatkan program SPSS. Tapi sebelum itu terlebih dahulu seperti biasa agar mudah dipahami dalam aplikasinya kita buatkan contoh kasus sebagai berikut:
Seorang mahasiswa ingin melakukan peelitian dengan rancangan penelitian case control atau kasus control dengan dengan pengujian analisis ord ratio (Risk dalam SPSS) dengan judul “analisis factor resiko kejadian jantung kroner pada pasien di RS X tahun Y”
Dan didapatkan data sebagai berikut (Fiktif):
No | Kebiasaan merokok | JK |
1 | 1 | 2 |
2 | 2 | 1 |
3 | 1 | 2 |
4 | 1 | 2 |
5 | 1 | 2 |
6 | 1 | 2 |
7 | 1 | 2 |
8 | 2 | 1 |
9 | 1 | 2 |
10 | 1 | 2 |
11 | 2 | 2 |
12 | 2 | 1 |
13 | 2 | 1 |
14 | 1 | 2 |
15 | 2 | 2 |
16 | 1 | 2 |
17 | 2 | 1 |
18 | 1 | 2 |
19 | 1 | 2 |
20 | 1 | 2 |
21 | 1 | 2 |
22 | 2 | 1 |
23 | 2 | 2 |
24 | 2 | 1 |
25 | 2 | 1 |
26 | 1 | 2 |
27 | 1 | 1 |
28 | 1 | 1 |
29 | 2 | 1 |
30 | 1 | 2 |
31 | 1 | 2 |
32 | 2 | 2 |
33 | 1 | 2 |
34 | 2 | 1 |
35 | 1 | 2 |
36 | 2 | 1 |
37 | 1 | 2 |
38 | 1 | 1 |
39 | 1 | 2 |
40 | 1 | 1 |
41 | 1 | 2 |
42 | 1 | 1 |
43 | 1 | 2 |
44 | 1 | 2 |
45 | 1 | 1 |
46 | 1 | 2 |
47 | 1 | 2 |
48 | 1 | 2 |
49 | 1 | 2 |
50 | 1 | 2 |
51 | 1 | 2 |
52 | 1 | 2 |
53 | 1 | 2 |
54 | 1 | 2 |
55 | 1 | 2 |
56 | 1 | 1 |
57 | 1 | 1 |
58 | 1 | 2 |
59 | 1 | 2 |
60 | 1 | 2 |
Download data diatas dalam bentuk Excel agar memudahkan dalam entry data jika nada inginj mencobanya dirumah Klik disini
Ket: Kebiasaan Merokok (1= perokok, dan 2=bukan perokok). JK (1= JK dan 2=Tidak JK)
Penelesaian dengan SPSS:
1. Pilihlah program SPSS dengan mengklik Allprogram dan SPSS For Windows:
Gambar 01
2. Masuklah ke Variabel View dan buatlah variable “Merokok” dengan megketikkannya tanpa spasi di “Name” – pada kolom “Type” biarkan tetap “Numeric” – kolom “With” abaikan saja karena SPSS akan mengaturnya secara otomatis – kolom “Label” Ketikkan “Kebiasaan Merokok” – kolom “Values” kliklah tanda titik “…” sesaat akan tampil kotak dialog
3. Ketikkan angka “1” pada kolom “Value” kemudian pada kolom “Value Label” Ketikkan “Perokok” lalu klik “Add” tuk memasukkan data, seperti pada gambar diatas,
Gambar 02
4. Ulangilah hal tersebut tetapi pada “Value” Ketikkan angka “2” lalu kolom “Value Label” ketikkan “”Buan Perokok” dan “Add” tuk memasukka data, kemudian klik “Ok” sehingga tampak seperti ini:
Gambar 03
5. Kemudian klik “OK”
6. Pada kolom “missing” dan seterusnya abaikan saja
7. Pindahlah ke tampilan “Data View” dengan mengkliknya dan Etry data pada table diatas ke SPSS. Seperti gambar berikut:
Gambar 04
8. Tibalah saatnya melakukan pengujian dengan mengklik tab menu “Analyze” – Sub menu “Desciptif” – sub-sub menu “Crostab”
Gambar 05
9. seasaat kemudian akan tampil gambar Crostab. Pindahkan variable “Perokok” ke “Row” dengan mengklik tanda panah. Begitupun variable “Bukan Perokok” ke “Column(s)” sepeti gambar dibawah berikut:
Gambar 06
10. Klik tombol “statistik“ dan klik “Risk”
Gambar 07
11. Klik “cntinue” lalu “Ok” dan hasilnya sbb:
Gambar 08
Interpretasi :
OR = 1 ; factor resiko bersifat netral (atau Bukan factor reskiko)
OR > 1 ; confient interval (CI) > 1 รจ faktor resiko penyebab penyakit
OR <> 1 faktor pelindung atau protektif
12. Dari table analisis diatas diperoleh nilai OR pada baris Odds Ratio yaitu 0,079 (95%CI:0.020 -0.311) maka dapat disimpulan bahwa kebiasaan merokok merupakan factor resiko penyebab penyakit. Dimana OR (0.079) > 1.
Kita disini dilihat bahwa kebiasaan merokok bukan faktor reiko malah sebagai vaktor pelindung atau protektif (kenapa demikian karena datanya fiftif / asal buat saja) tentunya berbeda halnya ketika datanya benar-benar hasil pengumpilan dilapangan, tulisan ini hanya keperluan latihan saja.
Mas nanya, odd ratio hanya bisa digunakan pada tabel 2x2 saja? kalo 3x3 ato 4x4 gimana mas?
ReplyDeleteMakasih
Hallo Salam Kenal...Sebelumnya makasi sudah gabung....!
ReplyDeleteKlo Sepengtahuan saya, Odds Rasio pada penelitian Case Control, terkhusus pada tabel 2x2 saja..!
Seperti yang kita ketahui bahwa, dikatakan tabel 2x2 kan, karena tabel tersebut tersusun dari 2 kolom dan 2 baris. kemudian Case Control yang merupakan studi epidemiologi retrospektif dimana subjek penelitiannya secara tegas terbagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol yang nantinya dibandingkan berdasarkan status pajanannya. artinya pada studi Case Control hanya akan membentuk 2 kolom (Kasus dan kontrol).
Kemudian juga, rumus dari Odds Rasio sendiri pada tabel, hanya mengenal 4 cell (a, b, c dan d) yang tersusun dalam tabel 2x2..
Oh iya sebelum mengakhiri, mungkin alangkah lebih baiknya klo anda memberikan deskripsi kasus anda...
Karena Terlepas dari disain penelitian epidemiologi Case Control, Nilao OR juga dapat dimunculkan dengan Uji Regresi Logistik Sederhana...Tetapi butuh pembahasan lebih lanjut, mungkin saja bisa didiskusikan....kita semuakan masi belajar, belajar itu proses & proses terjadi terus-menerus.......makasi
mas ood ratio bisa masuk croos sectional mas??
ReplyDeletedalam hasil?
atau khusus case control ajha mas?
mohon info mas
hehehe....
makasi mas
salam kenal yudha
untuk tabel lebih dari 2x2 hitung OR dengan regeresi logistik. atau memecah tabel 4x4 atau 3x3 menjadi beberapa matriks 2x2 dan menjadikan salah satu kategori sebagai pembanding.
ReplyDeleteAssalaamu Alaikum Wr. Wb
ReplyDeleteSebelumnya saya minta maaf, saya mau ngoreksi dari tulisan yang anda buat. Nilai OR yang anda dapatkan adalah < 1 sehingga dikatakan merokok bukan faktor risiko PJK. Selanjutnya untuk menguatkan kekuatan hubungan antara variabel kita juga harus meninjau nilai Confidence Interfal pada nilai lower dan upper limit. Lower limit menyatakan batas bawah dan Upper limit menyatakan batas atas. Jika ditarik pada suatu garis statistik, antara nilai lower dan upper yang melewati (mencakup) angka 1 dinyatakan hubungan yang ditimbulkan tidak kuat atau dapat dikatakan tidak ada hubungan antara merokok dengan PJK.
Sekian dan terima kasih
kakak tanyaa...
ReplyDeleteaku bikin skripsi case control, judulnya pengaruh pmeakain obat nyamuk dan repellent dgn kejadian DBD. nah, aku ngejabarin pemakaian obt nyamuknya ke frekuensi tidak pernah, jarang, kadang dan sering. itu ntar odds rasionay gmn yaK?
mas maw nanyak
ReplyDeletekasus saya hubungan suami perokok dengan bblr
gmn tu perhitungaanya klo pke case cntrol n odds ratio???
mas mau tanya,,,penelitian saya punya hipotesis:
ReplyDeleteibu yg mempunyai IMT overweight beriko meningkatkan keterlambatan onset laktasi....
menggunakan rancangan penelitian kohort prospektif, saya menggunakan apa ya supaya bisa melihat resikonya...kalau menggunakan risk ratio (RR) berarti kan judulnya pengaruh pdahal judul saya hubungan....
Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh....
ReplyDeleteMakasih banyak atas kunjungan dan comment teman2 sekalian pertanyaan dan kereksi yang di berikan tentu sifatnya membangun dan menambah kasanah keilmuan kita semua.........
juga melalui kesempatan ini meminta maaf belum sempat membalas...
karena sudah hampir dua tahun ni nda perlah Browsing lagi.....
karena kesibukan..... mohon maaf mungkin di lainkesempatan qt bisa saling sharing informasi ......Insya Allah
mas kalau nilai ORx 0,76 bagaimana kita menginterpretasikan
ReplyDeletemas mau nanyak kan judl saya pengaruh kebiasaan minum kopi terhadap tekanan darah dan status gizi pada kalangan remaja laki2 usia 18 tahun di SMK Muhammadiyah 1 Kepanjen, Malang...bingung nama uji nya mas...kata dosen ku kok pake uji Odds Ratio y, yng aku tau kan ui it uji chi square, korelasi, anova dll...mohon pencerahan
ReplyDelete