Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue yang masuk ke tubuh manusia. Penyakit ini tergolong ganas karena dapat menimbulkan kematian pada penderitanya dalam waktu singkat akibat terjadinya pendarahan dan syok hebat. Namun yang menjadi lakon utama dalam penyebaran virus dengue itu adalah nyamuk Aedes. Nyamuk Aedes aegypti mulanya ditemukan di Mesir yang kemudian menyebar ke seluruh dunia melalui kapal laut dan kapal udara. Nyamuk ini hidup dengan baik di belahan dunia yang beriklim tropis dan subtropics seperti Asia, Afrika, Australia, dan Amerika. Nyamuk Aedes berperan sebagai perantara (vektor) dalam penularan virus dengue dari manusia ke manusia. Seseorang tidak akan tertular penyakit DBD apabila tidak digigit oleh nyamuk. Ada dua jenis nyamuk pembawa virus dengue yaitu Aedes aegypti dan aedes albopictus. Aedes aegypti lebih utama dalam menyebarkan virus dengue dibanding aedes albopictus yang relatif jarang. (Isna, 2008 )Nyamuk Ae.aegypti berkembang secara metamorphosa sempurna melalui empat stadium, yaitu telur-larva/jentik-pupa-dewasa. Tiga stadium diantaranya terjadi didalam air, sedangkan nyamuk dewasa adalah serangga terbang yang aktif mencari darah. (Tesis Chasan S Kusnadi,1994)
2.1. Taksonomi
Adapun taksonomi nyamuk Ae.aegypti (Adang iskandar, 1985) yaitu :
a. Phylum : Arthropoda
b. Kelas : Insekta
c. Ordo : Diptera
d. Family : culicidae
e. Sub family : Culicinae
f. Genus : Aedes
g. Species : Aedes aegypti
Nyamuk Aedes aegypti mempunyai badan kecil, berwarna hitam dengan bintik-bintik putih. Hidup di dalam dan di sekitar rumah, nyamuk ini bersarang dan bertelur di genangan air jernih, bukan di got atau selokan kotor. Bahkan, nyamuk ini sangat menyukai bak mandi, tampayan, vas bunga, tempat minum burung, perangkap semut dan lainnya. Kebiasaan lainnya adalah suka hinggap pada pakaian yang bergantungan di kamar dan menggigit atau menghisap darah pada siang hari.. Dalam hidupnya, nyamuk ini mempunyai perilaku: mencari darah, istirahat dan berkembang-biak. Di saat setelah kawin, nyamuk betina memerlukan darah untuk bertelur. Untuk itulah, nyamuk betina akan menghisap darah manusia setiap 2–3 hari sekali, selama pagi sampai sore hari pada waktu-waktu tertentu seperti pukul 08.00–12.00 dan 15.00–17.00. (Levi Silalahi, 2004)
Untuk mendapatkan cukup darah, nyamuk betina sering menggigit lebih dari satu orang. Nyamuk betina yang biasanya mencapai umur satu bulan ini mempunyai jarak terbang sekitar seratus meter. Setelah kenyang menghisap darah, nyamuk betina memerlukan istirahat 2–3 hari untuk mematangkan telur. Tempat istirahat yang disukainya adalah tempat-tempat lembab dan kurang terang, seperti kamar mandi, dapur, wc, baju yang digantung di dalam rumah, kelambu, tirai, tanaman hias di luar rumah. (Levi Silalahi, 2004)
2.2. Morfologi Aedes aegypti
2.2.1 Telur
Telur berwarna hitam dan setiap kali bertelur, nyamuk betina dapat mengeluarkan sekitar seratus butir telur dengan ukuran sekitar 0,7 milimeter perbutir. Telur nyamuk ini tidak berpelampung, sehingga satu per satu akan menempel ke dinding.
Secara fisik, telur nyamuk Aedes aegypti berbentuk lonjong dan mempunyai anyaman seperti kain kasa. Telur tampak satu per satu teratur di pinggiran kaleng, lubang pohon, alas pot bunga, dan lain sebagainya (Isna, 2008 )
Nyamuk akan bertelur dan berkembang biak di tempat penampungan air bersih, seperti tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari: Bak mandi, Wc, Tempayan, Drum air, Bak menara (tower air) yang tidak tertutup, sumur gali. Selain itu, wadah berisi air bersih atau air hujan: tempat minum burung, Vas bunga, Pot bunga, Ban bekas, potongan bambu yang dapat menampung air, Kaleng, Botol, tempat pembuangan air di kulkas dan barang bekas lainnya yang dapat menampung air walau dengan volume kecil, juga menjadi tempat kesukaannya. Telur akan diletakkan dan menempel pada dinding penampungan air, sedikit di atas permukaan air. Di tempat kering (tanpa air), telur dapat bertahan sampai enam bulan. Pada umunya telur akan menetas menjadi jentik dalam waktu kurang lebih 2 hari setelah telur terendam. (Levi Silalahi, 2004).
2.2.2 Jentik/Larva
Stadium larva /jentik biasanya berlangsung 6-8 hari. Larva nyamuk Ae. Aegypti mempunyai ciri-ciri antara lain adanya corong udara pada segmen terakhir, pada segmen abdomen tidak ditemukan adanya rambut-rambut berbentuk kipas (palmatus hairs), pada corong udara terdapat pectan, sepasang rambut serta jumbai akan dijumpai pada corong (siphon),.setiap sisi abdomen segmen kedelapan ada comb scale sebanyak 8-21 atau berjejer 1 sampai 3, bentuk individu dari comb scale seperti duri, sisi thorax terdapat duri yang panjang dengan bentuk kurva dan adanya sepasang rambut di kepala
Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini :
Gambar : Morfologi jentik Aedes aegypti
Sumber : pedoman praktek pengendalian vector dan binatang pengganggu, Chasan s Kusnadi, 2003
2.2.3 Pupa (kepompong)
Jentik nyamuk akan tumbuh menjadi pupa nyamuk. Pupa nyamuk ini biasanya berada di bawah permukaan air. Pupa nyamuk yang masih dapat aktif bergerak di dalam air tanpa makan, itu akan memunculkan nyamuk Aedes aegypti baru setelah 1–2 hari. Pupa yang berbentuk terompet panjang dan ramping, sebagian kecil tubuhnya kontak dengan permukaan air (Levi Silalahi, 2004)
2.2.4 Nyamuk Dewasa
Nyamuk dewasa dengan panjang 3–4 milimeter, mempuyai bintik hitam dan putih pada badan dan kepala serta ring putih di kakinya (Levi Silalahi, 2004)
Gambar : Morfologi Nyamuk Dewasa Aedes aegypti
Sumber : pedoman praktek pengendalian vector dan binatang pengganggu, Chasan s Kusnadi, 2003
Untuk lebih jelasnya berikut ini gambar siklus hidup Aedes aegypti
Sumber : Pemberantasan Serangga dan Binatang Pengganggu, Depkes RI, 1985
Nyamuk jantan tidak bisa menggigit dan menghisap darah, ia hanya membantu membuahi nyamuk betina. Jika dilihat secara fisik, antene Ae. aegypti jantan berbulu lebih lebat di banding Ae. aegypti betina. Dari cara hinggapnya pun dapat dibedakan, nyamuk Aedes aegypti hinggap mendatar di tubuh manusia, berbeda dengan nyamuk anopheles yang hinggap menungging. Umur nyamuk betina berkisar antara 2 minggu sampai 3 bulan atau rata-rata 11/2 bulan dan tergantung suhu kelembaban udara sekelilingnya. Kepadatan nyamuk akan meningkat saat musim hujan. Jangkauan terbang nyamuk ini berkisar antara 100 – 400 meter. Untuk berkembang biak, nyamuk ini hanya bertelur di air bersih dan tidak bersarang di air got atau semacamnya. Aedes aegypti dapat berkembang di dalam air bersih yang menggenang lebih dari lima hari. Dapat berkembang biak di air dengan volume minimal 0,5 sentimeter atau sama dengan satu sendok teh. (Isna, 2008 )
Variabel Gastritis
1. Defenisi
Gastritis atau yang secara umum dikenal dengan istilah sakit “maag” atau sakit ulu hati ialah peradangan pada dinding lambung terutama pada selaput lendir lambung. Gastritis merupakan gangguan yang paling sering ditemui diklinik karena diagnosisnya hanya berdasarkan gejala klinis.
Gambar 3.1. Penyakit Gejala Gastritis
Radang lambung atau gastritis atau lebih dikenal juga dengan penyakit maag merupakan suatu gangguan pencernaan yang umum terjadi. Pada penyakit ini terjadi suatu iritasi atau peradangan pada dinding mukosa lambung sehingga menjadi merah, bengkak, berdarah dan luka. Radang lambung dapat berupa serangan akut atau gangguan kronis. Serangan akut terjadi mendadak misalnya setelah minum alcohol, kopi, makanan berbumbu banyak atau yang susah di cerna (Hembing, 2005).
2. Jenis Gastritis
Peradangan pada membrane mucus yang melapisi perut atau gastritis yang merupakan satun penyebab yang sering mengakibatkan terjadinya satu kondisi dimana orang kehilangan nafsu makan dan secara kontan merasakan adanya pembebanan dalam daerah diantara rongga perut dengan diafragma, menyemburkan likuida yang masam, menderita heartburn (rasa panas) dan mual-mual. Secara umum gastritis di bagi menjadi dua yaitu :
a. Gastritis akut (radang lambung akut)
Disebabkan oleh kuman-kuman (misalnya pada pneumonia), virus (influenza, variola, morbili, dan lain-lain) atau karena pengaruh makananminuman (bahan-bahan kimia-arsen, plumbun, obat-obat yang mengandung salisifat, asam-basa kuat). Terjadi radang difusdi mukosa lambung, dengan erosi-erosi yang mungkin berdarah. Sering kali nyeri epigastrium tiba-tiba dan hematemesis. Foto rontgent tidak memberi gambaran khas yang baik ialah dengan gastroskopi. Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek yang terkait dengan konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak mukosa gastric. Agen semacam itu mencakup bumbu, rempahrempah, alkohol, obat-obatan, radiasi, chemoterapi, dan mikro-organisme infeksi. Gastritis akut adalah inflamasi akut dari lambung, biasanya terbatas pada mukosa.
Tanda- tanda klinis dari gastiris akut bila menunjukkan gejala-gejala yang berat :
Gastritis akut dapat dibagi atas dua golongan besar, yaitu :
1). Gastritis eksogen akut Tipe gastritis ini biasanya disebabkan oleh factor-faktor dari luar, seperti bahan kimia, oleh termis, mekanis iritasi bacterial.
2). Gastritis endogen akut Disebabkan oleh kelainan dalam badan dan dapat dibagi atas :
a). Gastritis infeksiosa akut Gastritis ini disebabkan oleh karena toksin atau bakteri yang beredar dalam darah dan masuk kedalam jantung. Gejala yang timbul bukan disebabkan oleh karena langsung dari mikoorganisme pada mukosa lambung, melainkan bahwa toksin yang dikeluarkan oleh mikroorganisme yang beredar melalui pembuluh darah dan menyebabkan nekrosis pada kelenjar-kelenjar lambung dan timbuol erosi.
b). Gastritis flegmono akut Gastritis ini merupakan suatu proses inflamasi bersifat purulen dari dinding lambung yang difus atau Local. Gejala-gejala yaitu keluhan yang diajukan timbulnya mendadak, yaitu nyeri hebat pada epigastrium, dengan nausea vomitus, perasaan tegang pada epigastrium, panas tinggi,
kelemahan.
b. Gastritis kronik (radang lambung kronik)
Gastritis kronik ialah lambung yang mungkin mengalami inflamasi kronis dari tipe tertentu sehingga menyebabkan gastritis dari tipe yang spesifik.
Gastritis kronik terbagi dalam 3 yaitu maag kronis korpus atau tipe
A, maag kronis antrum atau B dan maag multifokal atau tipe AB. gastritis tipe A mampu menghasilkan imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastric mempengaruhi produksi anti bodi. Dan gastritis tipe B lebih lazim. Tipe ini dikaikan dengan infeksi bakteri Helicobacterpylori, yang menimbulkan ulkus pada dinding lambung. Sedangkan maag multifokal atau tipe AB yang distribusinya menyebar keseluruh gaster. Penyebarannya ke arah korpus meningkat seiring dengan lanjutnya usia.
Tanda klinis gastritis kronis mencakup anorexia, mual, muntah, kejang abdominal, diare, sakit epigastik, dan demam. Radang kronik dari mukosa lambung. Dikenal 3 bentuk, yaitu :
1). Gastritis kronik superfisialis Karakteristik terlihat, hiperemi yang merata pada membrane mukosa dengan edema, adanya eksudat serta sering dijumpai bercak kemerahan (purpuric spot) dan disertai erosi kecil.
2). Gastritie atrofikans kronika. Terlihat mukosa yang keabu-abuan atau kuning keabu-abuan, hipervaskularisasi pada submukosa dan mukosa tampak atrofis, dan sering ada pendarahan-pendarahan.
3). Gastritis hipertrofikans kronika Terlihat mukosa membengkak, longgar dan seperti spons, biasanya dengan nodulus yang granuler yang bila besar menyerupai polip. Sering erosi dan ulsera kecil-kecil.
3. Etiologi
Pada awalnya dipercaya radang disebabkan karena ketidakseimbangan antara factor asam lambung dan cairan perlindungannya. Namun pada tahun 1983, dokter Australia yaitu barry marshall menemukan adanya bakteri Helicobacter Pylori yang bias menjadi penyebab lain dari gastritis. Helicobacter Pylori adalah bakteri spiral garam negative yang berkolonisasi di epitel permukaan dinding gaster yang menghadapi lumen dibawah lapisan mucus. Organisme ini menghasilkan enzim yang mendegradasikan mucus juga mempunyai aktivitas urease. Helicobacter Pylori, bakteri berbentuk spiral berekor, diselubungi lapisan mirip rambut atau flagella. Panjang bakteri ini 2-3 mikron dengan lebar 0,5 mikron. Kuman Helicobacter Pylori punya kebolehan bertahan dan berkembang baik dalam lambung karena mempunyai enzim urease sehingga
terbentuk kabut hasil netralisasi asam lambung disekitarnya dengan ammonia yang “mengamankan” bateri ini. Gastritis atau penyakit maag dapat bersifat gangguan fungsional dan gangguan organik. Gangguan yang bersifat fungsional ini menunjukan tidak adanya luka pada lambung. Hal ini disebabkan adanya factor psikologis, ketidakteraturan makan, sehingga lambung menjadi sensitive bila asam lambung meningkat. Sedangkan gangguan organik menunjukan adanya luka yang jelas pada lambung, secara umum lapisan lambung dapat mengalami iritasi dan peradangan, karena beberapa penyebab yaitu :
a). Gastritis Bakteriologis
Kuman ini telah ditemukan pada kasus 80% inflamasi kronik dan terdapathubungan yang kuat antara ditemukannya Helicobacter Pylori diatrum dan ulkus duodenum. Bakteri ini tumbuh dalam sel penghasil lendir lapisan lambung Helicobacter Pylori.
b). Refluks Asam Empedu
Refluks gastro duodenum yang meyebabkan paparan asam empedu pada mukosa lambung diduga berperan sebagai penyebab gastritis.
c). Stres
Gastritis akibat stres disebut pula gastritis akutdan gastritis erosi. Stress yang dilaporkan menimbulkan gastritis adalah luka baker, trauma kepala, akibat pembedahan mayor, trauma mulipel dan gagal panas.
d). Alkohol
Pada alkoholisme dapat terjadi kelainan pada mukosa. Alkoholisme akuta dapat menyebabkan gastritis erosviva hemoragika yang berat.
e). Gastritis erosive, hemorragik, dan gastropati.
Keluhan yang timbul berupa ulu hati yang seperti terbakar dan nyeri.keluhan lain berupa mual, muntah, diare, bahkan bias muntah darah. Penyebabnya antara lain : obat obatan (aspirin, NSAID), alkohol dan bahan korosif lain, trauma langsung pada lambung (laser, diatermi), kelainan pembuluh darah pada lambung, dan yang diketahui penyebabnya. Pada pemeriksaan terdapat nyeri tekan pada lambung (perut kiri atas) dan daerah ulu hati.
f). Gastritis spesifik
Keluhan yang timbul adalah nyeri pada daerah ulu hati (anoreksia0. keluhan lain berupa mual dan bias muntah. Pada pemeriksaan bisa terdapat nyeri tekan pada daerah ulu hati atau bisa pula bertahan pada perut, tanpa tegangnya otot perut. Penyebabnya antara lain : infeksi (bakteri, virus, jamur, parasit dan nematode), bagian dari penyakit saluran pencernaan lain (penyakit crohn). Bila disebabkan oleh infeksi atau toksin biasanya kering disertai diare, nyeri perut yang hilang timbul, panas badan, menggigil, panas badan dan kejang otot.
g). Gastritis kronis-non erosive
Keluhannya tidak enak pada ulu hati yang terkadang disertai mual, muntah, perasaan penuh di ulu hati. Pada penderita biasanya juga riwayat keluhan serupa yang sering timbul, dan pola makan yang tidak teratur. Pada pemeriksaan terdapat nyeri tekan pada daerah ulu hati. Penyebabnya antara lain infeksi (khususnya Helicobacter Pylori), gastropati reaktif, autoimun (pada anemia perniciosa), dan tumor pada lambung. Faktor kejiwaan/stress biasanya juga berperan dalam timbulnya serangan ulang pada penyakit ini.
4. Gejala
Gejala gastritis bermacam-macam, tergantung pada jenis gastritis yang mengalami gangguan pencernaan dan rasa tidak nyaman pada perut sebelah atas. Gejala-gejala yang sering dijumpai pada penyakit gastritis :
a. Perih di ulu hati
b. Kalau buang air besar tidak teratur kadang-kadang mencret dan terkadang sembelit.
c. Lambung terasa panas
d. Terasa mual dan enggan untuk makan
e. Muntah darah atau cairan berwarna coklat.
f. Kadang-kadang berat badan menurun
g. Perut rasanya sakit, pedih, melilit.
h. Wajah pucat, kepala pusing, badan gemetaran.
i. Diare ringan, tensi rendah, denyut jantung tidak teratur dan pingsan.
Gejala-gejala ini bisa datang dan pergi seperti gelombang, kadangkadang tanpa keluhan sama sekali. Gejala lainnya yang sering terjadi pada penyakit gastritis antara lain yaitu timbulnya luka pada dinding lambung. Kanker pada lambung, dan penyakit jantung. Untuk itu, kita harus waspada bila ada keluhan nyeri di ulu hati sebelum kita mengalami gastritis yang lebih akut lagi. Jika keluhan tersebut berasal dari penyakit jantung, sebaiknya ditangani dengan segera agar tidak berakibat fatal.
5. Diagnosa
Diagnosisnya tidak selalu dapat ditegakan hanya berdasarkan riwayat penyakit saja, karena tidak jarang gejala klinisnya tidak khas. Jadi untuk diagnosis diperlukan juga pemeriksaan penunjang lain seperti roentgen OMD dan endoskopi. Mengingat prevalensi keganasan yang sangat besar pada sakit maag harus disingkirkan kemungkinan kanker lambung sehingga pemeriksaan endoskopi menjadi standar pemeriksaan. Apalagi pada pasien dengan anemia, riwayat muntah darah, berak hitam, berat badan menurun. Dengan perkembangan teknologi yang ada pemeriksaan endoskopi menjadi lebih nyaman dan waktu pemeriksaan pun menjadi lebih singkat (sekitar 15 menit) dan dapat dilakukan dengan rawat jalan.
6. Upaya Pencegahan
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya gastritis yaitu :
a. Mengatur pola makan yang normal, memilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal makanan yang teratur.
b. Sebaiknya tidak mengkonsumsi makanan yang berkadar gas tinggi, cabai, alcohol, dan pantang merokok.
c. Makanan sebaiknya lunak, mudah dicerna, makan dengan porsi kecil tetapi sering.
d. Hindari pemakaian obat yang dapat menimbulkan iritasi lambung misalnya aspirin, vitamin c, dan sebagainya.
7. Pengobatan
Pengobatan yang dilakukan terhadap penyakit gastritis bergantung pada penyebabnya. Pada banyak kasus gastritis, pengurangan dari asam lambung dengan bantuan obat sangat bermanfaat. Antibiotic digunakan untuk menghilangkan infeksi. Penggunaan dari obat-obatan yang mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga diperlukan bila timbul komplikasi atau akibat lain dari gastritis. Kategori obat pada gastritis adalah :
a. Antacid : menetralisir asam lambung dan menghilangkan nyeri
b. Acid bloker : membantu mengurangi jumlah asam lambung yang diproduksi.
c. Proton pump inhibiator : menghenti kan produksi asam lambung dan menghambat Helicobacter Pylori.
d. Cytoprotective agent : melindungi jaringan mukosa lambung dan usus halus.
No comments:
Post a Comment