Infeksi menular seksual (IMS) adalah berbagai infeksi yang dapat menular dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual, meskipun tidak selalu demikian, sebab dapat juga ditularkan (meskipun kecil peranannya) tanpa hubungan seksual, misalnya melalui suntikan, transfuse darah, kontak tubuh nonseksual, alat-alat atau benda lain.
Ada beberapa infeksi menular seksual yang telah dikenal antara lain sebagai berikut, yaitu :
1. Penyakit Sipilis
Nama sifilis sudah cukup terkenal diantara pelaku pelacuran, namun ia lebih jarang ditemukan daripada dengan penyakit kencing nanah. Karena ia sudah cukup sering sembuh sendiri dengan atau tanpa obat yang diberikan oleh penderita itu sendiri. Penyakit ini mempunyai bebrapa sinonim seperti penyakit perancis, penyakit darah kotor ataupun “hair cut” dan lain-lain. Yang digunakan penderitanya atau yang merasa menderita penyakit ini, untuk menutupi rasa malu penderita penyakit akibat hubungan kelamin yang bertentangan dengan moral. Infeksi sifilis diawali dengan timbulnya benjolan kenyal yang tidak terasa sakit. Pada stadium berikutnya, terjadi pembesaran limfe dan timbul nyeri otot sendi pada malam hari dan bila tidak diperhatikan bisanya timbul kelainan jantung dan susunan syaraf otak.
Sifilis pada umumnya terjangkit setelah hubungan seksual dan sebagai “agen” nya treponema pallidum yang ditularkan dengan persetubuhan lewat vagina maupun anus atau seks oral dengan orang yang terinfeksi, bahkan dapat ditularkan dari ibu yang menderita sifilis kepada bayinya. Gejala yang timbul pada tahap pertama atau primer adalah terbentuknya luka atau chancre mulai dari 2 sampai 3 minggu sesudah infeksi. Pada wanita, chancre menempati dinding pada bagian dalam vagina atau pada leher rahim atau kadang-kadang timbul dikelamin luar seperti pada labia.
Sedangkan pada pria lokasi yang paling sering adalah pada glanspenis. Bila orang terlibat pada seks oral, maka tempat chancre pada mulut, chancre ini akan hilang pada beberapa minggu, tetapi bila tidak diobati, penyakit akan berpindah pada tahap kedua. Pada tahap kedua mulai terjadi pada beberapa minngu ( 7-10 minggu ) sampai beberapa bulan kemudian dan diawali dengan timbulnya bercakbercak kulit yang tidak nyeri. Bercak ini terdiri dari bentol-bentol kemerahan pada kulit kemudian menjadi gelap warnanya kemudian pecah dan mengeluarkan cairan. Dapat juga muncul luka lecet di mulutnya, nyeri sendi dan bengkak, tenggorokan gatal, sakit kepala dan demam. Setelah lesi menjadi sembuh dan selanjutnya menjadi fase laten (tersembunyi) dan hanya dapat dideteksi dengan serologis, keadaan ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau seumur hidup, tetapi penyakit ini bisa menggrogoti organ tubuh secara luas.
Pada stadium dini kerusakan sudah menyerang organ yang lebih banyak seperti pencernaan, hati, kulit, paru-paru dan otak. Asal penyakit ini tidak jelas, sebelum tahun 1492 belum dikenal di Eropa. Ada yang menganggap penyakit ini berasal dari penduduk Indian yang dibawa oleh anak buah Colombus waktu mereka kembali ke Spanyol pada tahun 1492. pada tahun 1492 terjadi epidemic di Napoli. Pada abad ke 18 baru diketahui bahwa penularan sifilis dan gonore disebabkan oleh senggama atau hubungan kelamin dan keduanya disebabkan oleh infeksi yang sama.
2. Gonore
Gonore atau penyakit kencing nanah, menjadi penyakit kelamin tersering yang ditemui di dunia kedokteran, ia mempunyai banyak nama yang digunakan oleh orang awam yang malu kalau ketahuan telah berbuat salah dengan melakukan hubungan kelamin di luar pernikahan, seperti kencing nanah, raja singa, penyakit anak muda dan lain sebagainya. Gonore ini merupakan infeksi seksual yang paling sering ditemukan yang disebabkan oleh bakteri gonococcus. Penularannya melalui hubungan kelamin yaitu genitor genital, oro genital dan ano genital. Masa tunas penyakit ini biasanya 3-5 hari. Masa tunas kadang singkat, hanya 12 jam ada juga yang lebih sampai 14 hari. Gejala yang timbul berupa adanya rasa sakit saat buang air kecil, pada pria berupa keluarnya cairan dari penis pada mulanya bening kemudian keruh, kuning kental (nanah) karena itu disebut kencing nanah. Pada wanita, sulit ditentukan masa tunas karena pada umumnya asimptomatis. Tempat utama yang diserang adalah leher rahim atau serviks yang disertai keluarnya cairan seperti nanah berwarna kuning kehijauan dari daerah kemaluan. Apabila tidak diobati atau pengobatan tidak tuntas, maka infeksi akan menjalar ke alat kelamin bagian dalam dengan gejala yang lebih berat bahkan dapat menyebabkan kemandulan. Dalam keadaan seerti ini, pengobatan akan
menjdi lebih sulit, lama dan mahal serat kemungkinan tetap mandul seumur hidup
3. HIV/AIDS
HIV atau Human Immunnodefesiency Virus adalah virus yang menyerang system kekebalan tubuh manusia dan kemudian menimbulkan AIDS. Virus ini menyerang salah satu jenis dari sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut limfosit yang disebut “sel T-4” atau sel penolong (helper) atau disebut juga “sel CD-4”. HIV termasuk retrovirus yaitu kelompok yang mempunyai kemampuan untuk “mengkopi cetak”materi genetic dari dalam materi genetic sel-sel yang ditumpanginya. Melalui proses ini HIV dapat mematikan sel-sel T-4.
Sedangkan AIDS atau acquired Immune Defeciency Syndrome merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh menyebabkan ODHA (orang dengan HIV/AIDS) amat rentan dan amat mudah terjangkit macam-macam penyakit . serangan penyakit yang biasanya penyakit yang tidak berbahaya pun lama kelamaan akan menyebabkan pasien akan sakit parah bahkan meninggal. Oleh karena penyakit yang menyerang sangat bervariasi, maka AIDS kurang tepat disebut dengan penyakit. Jadi defenisi yang tepat syndrome atau kumpulan gejala penyakit, masa tunasnya yaitu 5 sampai 10 tahun.(http://www.pms.com.id, 2 mei 2007).
a. Transmisi Seksual
1. Ano genital yaitu hubungan seks melalui lubang anus/rectrum
2. Oro genital, termasuk menelan sperma atau semen dari mitra seksual pengidap HIV
3. Genitor genital yaitu hubungan seksual dengan alat kelamin.
b. Transmisi Non Seksual
1. Transmisi parenteral yaitu penularan malalui jarum sunti serta lewat donor/trasfusi darah.
2. Trasmisi trasnplasental yaitu trasmisi dari ibu kepada janinnya.
3. Transmisi trasplesental yaitu melalui traslasental alat tubuh.
Sebagian besar organ yang terinfeksi HIV tidak menunjukkan gejala (asimtomatik). Bila seseorang menderita AIDS maka akan muncul berbagai gejala seperti lemah berkepanjangan, diare lebih dari 1 bulan tanpa sebabyang jelas, adanya kanker pada kulit, penurunan berat badan secara drastic dan pembesaran kelenjar tanpa sebabyang jelas. Namun demikian gejala-gejala tadi belum bisa memastikan bahwa itu AIDS karena gejala tadi banyak dijumpai pada penyakit lain, untuk memastikan perlu dilakukan pemeriksaan darah di laboratorium.
4. Herpes Simpleks
Penyakit ini pernah menggoncangkan yang melakukan hubungan kelamin di luar pernikahan, karena infeksi ini belum ada obatnya, tak diketahui apakah pasangan seks yang baru atau digauli menderita penyakit ini, maka seumur hidup ia akan hilang timbul kembali pada keadaan tertentu bahkan cukup banyak merenggut nyawa. Istilah herpes sendiri mungkin bisa berarti dua, yaitu herpeks simpleks dan herpes zoster yang mengenai kulit saja dan tidak dianggap sebagai penyakit kelamin, karena penularannya bukan melalui hubungan kelamin.
Virus herpes simpleks atau kadang-kadang dikenal sebagai herpes virus hominis mempunyai dua jenis, yaitu tipe 1 dan 2 serta biasanya disingkat dengan HSV2 seperi virus lain, ia juga memerlukan pabrik sintetis yang terdapat dalam sel untuk perkembangbiakkannya. Bagian-bagian virus ini dibuat di inti sel dan sitoplasma sel tubuh manusia. Penyakit ini mempunyai spectrum gejala yang luas dari yang tanpa gejala sampai yang fatal. Cukup banyak infeksi, pertama yang ringan atau tanpa bukti klinis. Ia mulai menunjukkan gejala 3 sampai 18 hari setelah ditularkan. Ia sangat menular seperti yang terlihat dalam suatu penelitian, bahwa tujuh dari delapan wanita yang berkontak dengan laki-laki yang sekarang menderita penyakit ini ternyata menderita penyakit ini sebelumnya. Umumnya pada wanita, setelah beberapa hari berhubungan seks dengan pasangan yang terinfeksi, dimulai rasa gatal, kesemutan dan nyeri seperti terbakar pada kemaluan dan diikuti rasa nyeri sewaktu buang air kecil, berhubungan kelamin dan buang air besar. Mungkin juga terdapat demam, sakit kepala, lesu dan nyeri jika di tekan pada kelenjar getah bening lipatan paha.
Belum dilihat adanya vaksin yang efektif dalam mencegah penyakit ini. Zat anti yang dibentuk tubuh kita tak cukup efektif dalam mencegah kekambuhan penyakit ini. Sehangga pencegahan yang terbaik dengan melakukan hubungan seks hanya dengan bukan penderita penyakit ini, yaitu istri anda sendiri.
5. Kandidiasis
Penyakit keputihan yang sering dikeluhkan oleh kaum wanita, karena ia dapat mengganggu kenyamanan penderitanya, baik karena menimbulkan bau busuk karena ia membasahi celana ataupun karena ia menimbulkan rasa gatal. Kandidiasis menjadi salah satu penyebab penyakit ini. Ada banyak jenis jamur kandida yang ada, namun penyebab tersering dijabat oleh Candidi Albicans, semua spesies candida yang dapat menimbulkan penyakit pada manusia juga ditemukan sebagai penghuni didalam mulut, tinja dan liang kemaluan. Sehingga kadang-kadang ada kesulitan memastikan apakah jamur ini yang menjadi penyebab suatu infeksi jamur.
Selain alat kelamin, jamur candida biasa menyerang rongga mulut yang menimbulkan bercak putih pada selaput lendir mulut, lidah dan tenggorokan. Biasanya kelainan ini tidak terasa nyeri tetapi adanya robekan kulit di sudut mulut yang terasa nyeri. Bila kandidiasis menyerang daerah sekitar lubang dubur dan kulit kantong buah zakar, ia biasanya disertai kelainan pada sisi dalam paha, radang pada kemaluan dan liang senggama (vagina), penyebab rasa gatal keputihan serta kadang-kadang rasa nyeri pada saat berhubungan dan berkemih. Pada hakekatnya, kandidiasis bisa terjadi di seluruh bagian tubuh dengan penyebaran melalui darah. Ia bisa menimbulkan nanah, radang otak dan sebagainya. Bila kelainan terletak di kulit, obatnya bisa berupa salep yang dioleskan ke tempat yang dihinggapi jamur, juga saluran pencernaan dapat diberikan nistatin. Namun, bila ia telah menyebar ke alat-alat dalam, maka diperlukan obat-obat amfoterisin B yang harus diberikan dengan infuse dan pergantiannya bisa diberikan flusitosin.
No comments:
Post a Comment