Robert Kwick (2001) Menyatakan bahwa perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme dan bahkan dapat dipelajari.Menurut ensiklopedia Amerika perilaku diartikan sebagai suatu reaksi dan aksi organisme terhadap lingkungannya. Perilaku manusia mempunyai pengaruh terhadap status kesehatan individu, kelompok kaum masyarakat.
Perilaku itu sendiri adalah suatu yang kompleks, merupakan resultante dari berbagai macam aspek internal maupun eksternal, fsikologis maupun fisik. Oleh karena demikian kompleksnya sehingga diperlukan pemahaman dan analisis yang mendalam.
Becker (1998) mengajukan klasifikasi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan (health related behavior) sebagai berikut :
a. Perilaku kesehatan (health behavior), yaitu hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam memelihara dalam meningkatkan kesehatannya.
b. Perilaku sakit (illness behavior), yaitu segala kegiatan atau tindakan yang dilakukan oleh seseorang individu yang merasa sakit, untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit.
c. Perilaku peran sakit (the sick role behavior), yakni segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit, untuk memperoleh kesembuhan.
Menurut Lawrence Green (1980) prilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu :
a. Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya dari seseorang.
b. Faktor-faktor pendukung (enabling factor) yang terwujud dalam linkungan fisik (tersedia atau tidaknya fasilitas kesehatan).
c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dari petugas kesehatan. Biasanya seseorang tidak mau berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit atau sarana pelayanan kesehatan lainnya karena tidak tahu peranan sarana-sarana tersebut terhadap penyembuhan penyakit (factor predisposisi). Barangkali juga sarana-sarana tersebut jauh dari tempat tinggalnya (factor pendukung), mungkin juga ia tidak suka terrhadap petugas Puskesmas atau Rumah Sakit yang sikap dan perilakunya tidak dapat diterima (factor pendorong).
1. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu, menyaksikan, mengalami atau diajar sangat menentukan terjadinya pengetahuan pada seseorang. Pengetahuan atau kognitif merupakan dominan atau bagian yang sangat penting atau terjadinya tindakan seseorang (over behavior) sedangkan kedalaman pengetahuan dalam domain “Cognitive” dapat diketahui melalui tindakan cognitive yang mereka miliki mulai tindakan cognitive pertama (C1) yaitu tindakan pengetahuan yang paling rendah, dalam hal ini seseorang hanya mampu menyebut istilah-istilah saja berdasarkan apa yang telah dipelajari atau didengarnya, sampai pada tingkat C6 atau domain cognitive enam yaitu tingkatan pengetahuan yang paling tinggi dalam hal ini seseorang tidak hanya mampu menyebut istilah-istilah saja tetapi sudah mampu melakukan analisis dan penilaian terhadap apa yang diketahuinya.
Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1997) mengungkapkan bahwa sebelum mengadopsi perilaku baru (berprilaku baru), didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :
1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).
2. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap suatu objek sudah mulai timbul.
3. Evaluation (menimbang-nimbang) terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini bearti sikap responden sudah lebih baik lagi.
4. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.
5. Adaption, dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.
Pengetahuan menurut Bloom merupakan bagian dari cognitive domain yaitu bagaimana terjadinya proses menjadi tahu, yang terdiri dari 6 (enam) tingkatan penerimaan suatu inovasi yaitu :
1. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya . termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau ransangan yang telah diterima.
2. Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang paham terhadap objek dan materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi rill (sebenarnya). Aplikasi disini, dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hokum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi suetu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata-kata kerja : dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan, dan sebagainya.
5. Sintesis (Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintetis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
6. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditemukan sendiri, atau mengunakan kriteriakriteria yang telah ada.
No comments:
Post a Comment