script src='http://elmubarok.googlecode.com/files/floating1.js' type='text/javascript'/>

http://ikkibondenkkesmas.blogspot.com/2010/03/about-me.html

Kata Rasullullah ada tiga amalan yang jika dikerjakan maka Amalnya akan mengalir meskipun yang mengamalkannya telah meninggalal dunia diantaranya adalah ILMU BERMANFAAT YANG DIAJARKAN.

Monday 2 February 2009

Osteoporosis

A. Definisi

Pernahkah Anda melihat wanita tua bertubuh bongkok? Wanita tua itu pasti menderita penyakit osteoporosis yang menyebabkan tulang punggungnya melengkung. Osteoporosis tidak menampakkan tanda-tanda fisik yang nyata hingga terjadi keropos atau keretakan pada usia senja.
Penyakit osteoporosis adalah berkurangnya kepadatan tulang yang progresif, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah. Tulang terdiri dari mineral-mineral seperti kalsium dan fosfat, sehingga tulang menjadi keras dan padat. Jika tubuh tidak mampu mengatur kandungan mineral dalam tulang, maka tulang menjadi kurang padat dan lebih rapuh, sehingga terjadilah osteoporosis.
Hal ini bisa saja terjadi, mengingat latar belakang terjadinya penyakit tersebut disebabkan berkurangnya masa tulang yang terjadi di kemudian hari. Seperti diketahui usia 35 tahun merupakan titik tertinggi pertumbuhan tulang. Setelahnya, kondisi masa tulang akan menurun.
Namun keadaan yang ada sekarang malah sebaliknya. Kebanyakan manusia usia sebelum 35 tahun yang ada sekarang malah mengkonsumsi kebalikannya. Kalsium yang banyak berada pada sayuran banyak ditinggalkan. Kebiasaan merokok dan minum alkohol menjadi pilihan. Belum lagi gaya hidup tetap langsing yang membuat banyak kaum wanita lebih memilih kurang makan daripada perut gendut. Yang lebih parah mungkin kurangnya anak muda sekarang mendapat sinar matahari pagi. Kebiasaan clubbing membuat banyak generasi muda tertinggal menikmati sinar matahari pagi.
Untuk mendapatkan tulang yang kuat seumur hidup, ternyata sangat ditunjang oleh olahraga teratur yang sama pentingnya seperti diet.
Penyakit osteoporosis atau tulang rapuh biasanya terjadi pada orang dengan usia lanjut. Pada wanita osteoporosis lebih banyak ditemui setelah mereka menopause. Faktor resiko meningkat dengan bertambahnya usia. Namun ada juga penderita yang masih berusia di bawah 50 tahun.
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
Osteoporosis juga dapat  diartikan sebagai suatu penyakit yang ditandai dengan menurunnya kepadatan tulang dan kerusakan struktur atau arsitektur tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Patah tulang karena osteoporosis dapat memberikan dampak sosio-ekonomi berupa biaya perawatan yang besar, gangguan emosional bagi penderita berupa nyeri, tubuh semakin pendek, bungkuk, ketergantungan kepada orang lain, dan penurunan kualitas hidup serta kematian.

B. Epidemiologi

Sementara ini diperkirakan 1 dari 3 wanita dan 1 dari 12 pria di atas usia 50 tahun di seluruh dunia mengidap osteoporosis. Ini menambah kejadian jutaan fraktur lainnya pertahunnya yang sebagian besar melibatkan lumbar vertebra, panggul dan pergelangan tangan (wrist). Fragility fracture dari tulang rusuk juga umum terjadi pada pria.
Fraktur Panggul
Fraktur panggul paling sering terjadi akibat osteoporosis. Di AS, lebih dari 250.000 fraktur panggul pertahunnya merupakan akibat dari osteoporosis. Ini diperkirakan bahwa seorang wanita kulit putih usia 50 tahun mempunyai waktu hidup 17,5% beresiko fraktur femur proksimal. Insidensi fraktur panggul meningkat setiap dekade dari urutan ke 6 menjadi urutan ke 9 baik untuk wanita maupun pria pada semua populasi. Insidensi tertingi ditemukan pada pria dan wanita usia 80 tahun ke atas.
Fraktur Vertebral
Antara 35-50% dari seluruh wanita usia di atas 50 tahun setidaknya satu mengidap fraktur vertebral. Di AS, 700.000 fraktur vertebra terjadi pertahun, tapi hanya sekitar 1/3 yang diketahui. Dalam urutan kejadian 9.704 wanita usia 68,8 tahun pada studi selama 15 tahun, didapatkan 324 wanita sudah menderita fraktur vertebral pada saat mulai dimasukkan ke dalam penelitian; 18.2% berkembang menjadi fraktur vertebra, tapi resiko meningkat hingga 41.4% pada wanita yang sebelumnya telah terjadi fraktur vertebra.
Fraktur Pergelangan Tangan
Di AS, 250.000 fraktur pergelangan tangan setiap tahunnya merupakan akibat dari osteoporosis. Fraktur pergelangan tangan merupakan tipe fraktur ketiga paling umum dari osteoporosis. Resiko waktu hidup yang ditopang fraktur Colles sekitar 16% untuk wanita kulit putih. Ketika wanita mencapai usia 70 tahun, sekitar 20%-nya setidaknya terdapat satu fraktur pergelangan tangan.
Fraktur Tulang Rusuk
Fragility fracture dari tulang iga umumnya terjadi pada laki-laki usia muda 25 tahun ke atas. Tanda-tanda osteoporosis pada pria ini sering diabaikan karena sering aktif secara fisik dan menderita fraktur pada saat berlatih aktifitas fisik. Contohnya ketika jatuh saat berski air atau jet ski. Bagaimanapun, tes cepat dari tingkat testosteron individu berikut diagnosis fraktur akan nampak dengan mudah apakah individu kemungkinan beresiko.

C. Penyebab

Penyakit ini terjadi karena berkurangnya kepadatan tulang. Tulang menjadi tipis dan keropos. Berkurangnya kepadatan tulang pada tubuh merupakan proses alami, karena faktor usia, genetis dan hormone.
Tulang merupakan jaringan hidup. Dari waktu ke waktu akan terjadi proses perombakan pada tulang. Tulang akan dibongkar atau diserap dan dibentuk kembali dalam suatu proses dinamis yang disebut Remodelling Tulang. Proses Remodelling Tulang melibatkan 2 jenis sel tulang yaitu Osteoclast (sel yang berperan dalam pembongkaran/penyerapan tulang) dan Osteoblast (sel yang berperan dalam
pembentukan tulang).
Pada masa kanak-kanak hingga dewasa, proses Remodelling Tulang mengarah pada pembentukan tulang hingga dicapai kepadatan tulang maksimum pada usia tigapuluhan. Selanjutnya, Remodelling Tulang akan bergeser ke arah percepatan perombakan tulang yang menyebabkan kepadatan tulang berkurang sehingga dapat terjadi Osteoporosis dan tulang mudah patah.
Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan.Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

D. Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, osteoporosis dibagi menjadi dua yaitu osteoporosis primer dan osteoporosis sekunder. Osteoporosis primer berkaitan dengan kekurangan hormon (khususnya wanita) dan kenaikan usia serta ketuaan, sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh berbagai keadaan klinis tertentu atau penyakit lain. Osteoporosis primer sering menyerang wanita pasca menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
- Cushing's disease
- Hyperthyroidism
- Hyperparathyroidism
- Hypogonadism
- Kelainan hepar
- Kegagalan ginjal kronis
- Kurang gerak
- Kebiasaan minum alkohol
- Pemakai obat-obatan/corticosteroid
- Kelebihan kafein
- Merokok

E. Gejala

Gejalanya tidak selalu dikenali bahkan sering tidak terdeteksi sehingga penyakit ini disebut juga the silent killer. Penderita biasanya tidak merasakan nyeri apapun. Walaupun sebenarnya penderita dapat mulai merasakan mulai dari nyeri ringan, sedang, berat, sampai penderita tidak mampu bangun dan melakukan aktivitas sehari-hari. Penderita juga sering dikejutkan dengan cedera tulang yang tiba-tiba saja diderita hanya karena terbentur dan jatuh. Karena tulang penderita menjadi lebih rapuh dari kondisi normal, maka benturan ringan atau jatuh biasa dapat mengakibatkan tulang patah atau retak.
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita tidak memiliki gejala.
Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.
Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.
Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan.

F. Diagnosa

Proses remodelling tulang dapat dinilai dengan melakukan pemeriksaan laboratorium yaitu:
1. Parameter untuk menilai aktivitas pembentukan tulang
   A. Osteocalcin : yaitu protein yang dihasilkan oleh osteoblast yang berfungsi membantu proses pengisian tulang dengan bahan-bahan mineral (proses mineralisasi)
   B. Isoenzim alkali fosfatase : yaitu enzim yang dihasilkan oleh osteoblast yang berfungsi sebagai katalisator proses mineralisasi tulang.
2. Parameter untuk menilai aktivitas pembongkaran/penyerapan tulang
   A. Deoxypyridinolin crosslink : yaitu protein penguat mekanik tulang yang akan dilepaskan ke dalam peredaran darah dan dikeluarkan melalui urine (air kencing) jika terjadi proses penyerapan tulang
   B. Ctx (c-telopeptide) : yaitu hasil pemecahan protein kolagen tipe 1 yang spesifik tulang

Pemeriksaan laboratorium dapat menilai aktivitas pembentukan dan pembongkaran tulang serta keseimbangan antara kedua aktivitas tersebut. Bila aktivitas penyerapan atau pembongkaran tulang lebih tinggi dibandingkan dengan aktivitas pembentukan tulang maka berarti kepadatan tulang akan cepat berkurang atau berisiko mengalami Osteoporosis di kemudian hari.
Selain itu, pemeriksaan CTx dan Deoxypyridinolin dapat digunakan untuk menilai keberhasilan terapi dengan obat yang menekan aktivitas penyerapan tulang (obat antiresorpsi oral).
Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang bisa diatasi, yang bisa menyebabkan osteoporosis.
Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit.
DXA sangat berguna untuk :
- Wanita yang memiliki resiko tinggi menderita osteoporosis
- Penderita yang diagnosisnya belum pasti
- Penderita yang hasil pengobatannya harus dinilai secara akurat.

G. Patogenesis

Mekanisme yang mendasari dalam semua kasus osteoporosis adalah ketidakseimbangan antara resorpsi tulang dan pembentukan tulang. Dalam tulang normal, terdapat matrik konstan remodeling tulang; hingga 10% dari seluruh massa tulang mungkin mengalami remodeling pada saat titik waktu tertentu. Proses pengambilan tempat dalam satuan-satuan multiseluler tulang (Bone Multicellular Units (BMUs)) pertama kali dijelaskan oleh Frost tahun 1963. Tulang diresorpsi oleh sel osteoklas (yang diturunkan dari sumsum tulang), setelah tulang baru disetorkan oleh sel osteoblas.

H. Pengobatan

Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi.
Wanita paska menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya. Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati osteoporosis.
Alendronat berfungsi:
- Mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause
- Meningkatakan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul
- Mengurangi angka kejadian patah tulang.
Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas penuh air pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau minum yang lain. Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat ini tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu. Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan atau semprot hidung.
Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.
Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.

I. Pencegahan

Pencegahan osteoporosi meliputi:
- Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup
- Melakukan olah raga dengan beban
- Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu).
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Sebaiknya semua wanita minum tablet kalsium setiap hari, dosis harian yang dianjurkan adalah 1,5 gram kalsium.
Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang.
Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi resiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.

 

No comments:

Post a Comment