script src='http://elmubarok.googlecode.com/files/floating1.js' type='text/javascript'/>

http://ikkibondenkkesmas.blogspot.com/2010/03/about-me.html

Kata Rasullullah ada tiga amalan yang jika dikerjakan maka Amalnya akan mengalir meskipun yang mengamalkannya telah meninggalal dunia diantaranya adalah ILMU BERMANFAAT YANG DIAJARKAN.

Sunday 28 February 2010

Interrater Reliability

UJI INTERRATER RELIAILITY

Pada penelitian kesehatan seringkali kita menggunakan teknik pengamatan (observasi), misalna ingin mengetahui perilaku perawat dalam melakukan ashan keperawatan , mengamati dokter dalam melakukan pegkajian terhadap pasien, dll. Dengan metode pengamatan observasi( seringkali antara peneliti dengan pengumpul data terjadi perbedaan persepsi teradap kajian yang diamati. Agar data yang dihasilkan valid, maka harus ada penyamaan persepsi antara peneliti dengan si pengumpul data. Uji interrater reliability merupakan jenis uji yang digunakan untuk menyamakan persepsi dalam hal ini antara peneliti dan si pegunpul data. Alat yang digunakan untuk uji ini adalah uji statistic Kappa.
Ketentuan uji:
- Kalau si pengumpul data banyak maka uji dilakukan terhadap masing-masing pengumpul data
- Dilakuka terhadap masing-masing pertanyaan
- Peneliti dan si pegumpul data bersama-sama mengobservasi
- Waktu mengobservasi antara peneliti dan si pengumpul data tidak boleh berbeda
Perinsip Uji :
- Bila nilai koefisien kappa > 0,6 atau p value & alpha (0,05), maka persepsi antara peneliti dengan si penumpul data sama
- Bila nilai koefisien kappa < 0,6 atau p value & alpha (0,05), maka persepsi antara peneliti dengan si penumpul data terjadi perbedaan
Contoh kasus
“Seorang peneliti melakukan peeliian terhadap perlaku perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan, kemudian dengan instrument lembar observasi peneliti melakuka pengamatan dank karena guna efesiensi waktu maka peneliti membutuhkan tim untuk membantu melakukan observasi maka sebelumnya harus dilakukan uji interrater reliability”.
Apakah dalam melakukan pengkajian sampai evaluasi perawat melakukan engan baik ?
Baik 2. Cukup. 3. Kurang baik
Kemudian dilakukan uji coba dengan pengamatan terhadap 15 perawat hasilnya Sbb.
Tabulasi Data (Fiftif)

NO prawat Peneliti numerator
1 1 3
2 2 2
3 1 1
4 2 3
5 2 2
6 2 2
7 3 2
8 1 1
9 1 2
10 2 3
11 2 1
12 2 3
13 2 2
14 2 3
15 3 3
Ujilah apakah ada persamaan persepsi antara peneliti dengan si pengumpul data?
Langkah penyelesaian :
1. Pilihlah program SPSS dengan mengklik Allprogram dan SPSS For Windows:

Gambar 01
2. Buatlah nama variable dengan mengklik “Variable View” dam memasukkannya satu persatu “Penelitian” dengan megketikkannya di “Name” – pada kolom “Type” biarkan tetap “Numeric” – kolom “With” abaikan saja karena SPSS akan mengaturnya secara otomatis – kolom “Label” Ketikkan “Penelitian”- kolom “Values” sampai seperti gambar dibawah ini:

Gambar 02
3. kemudian input atau entry data ke "Data View" sehingga tampak seperti gambar dibawah ini


Gambar 03
4. Tibalah saatnya melakukan pengujian dengan mengklik tab menu “Analyze” – Sub menu “Desciptif” – sub-sub menu “Crostab” seasaat kemudian akan tampil gambar Crostab.


Gambar 04
5. Pindahkan variable “Penelitian” ke “Row” dengan mengklik tanda panah. Begitupun variable “Numerator” ke “Column(s)” sepeti gambar dibawah berikut:

Gambar 05

6. Klik tombol “statistik“ dan klik “Kappa”


Gambar 06
7. Klik “cntinue” lalu “Ok” dan hasilnya sbb:
Gambar 07

8. Interpretasi data : dari hasil uji koefisien kappa = 0.184 dan p value =0,265 dengan hasil ini berarti koefisie kappa < 0,6 dan p value >0,05, dengan demikian dapat disimulkan ada perbedaan persepsi mengenai perilaku perawat yang diamati antara peneliti denagn s pegumpul data (si pengumpul data harus di training terlebih dahulu sebelum melakukan observasi sungguhan)

1 comment:

  1. Permisi, sya mau tanya, kalau msalkan mau uji inter rater dari dua rater tp variabelnya lebih dari satu gimana ya? Terimakasih, anyway postingannya keren, sangat membantu

    ReplyDelete