script src='http://elmubarok.googlecode.com/files/floating1.js' type='text/javascript'/>

http://ikkibondenkkesmas.blogspot.com/2010/03/about-me.html

Kata Rasullullah ada tiga amalan yang jika dikerjakan maka Amalnya akan mengalir meskipun yang mengamalkannya telah meninggalal dunia diantaranya adalah ILMU BERMANFAAT YANG DIAJARKAN.

Monday 2 February 2009

ASCARIASIS (Infeksi cacing gelang; Ascaridiasis)

Postingan kali ini bersumber dari E-Book dengan Judul Manual Pemberantasan Penyakit Menular, by James Chin, MD, MPH Editor dan Dr, I Nyoman Kandun, MPH Edisi Ke 17 tahun 2000

ASCARIASIS ICD-9127.0; ICD-10 B77
(Infeksi cacing gelang; Ascaridiasis)
1. Identifikasi
Infeksi cacing pada usus halus yang biasanya ditandai dengan sedikit gejala atau tanpa gejala sama sekali. Cacing yang keluar bersama kotoran atau kadang keluar dari mulut, anus atau hidung adalah sebagai tanda awal adanya infeksi. Beberapa penderita menunjukkan gejala kelainan paru-paru (pneumonitis, sindroma Loffler) yang disebabkan oleh migrasi larva (terutama selama masa reinfeksi), biasanya ditandai dengan bersin, batuk, demam, eusinofilia darah dan adanya infiltrat paru-paru. Infeksi parasit yang berat dapat mengganggu penyerapan zat gizi makanan. Komplikasi serius, kadang fatal seperti ileus obstruktivus yang disebabkan oleh gumpalan cacing, terutama pada anak-anak; atau sumbatan pada organ yang berongga seperti pada saluran empedu, saluran pankreas atau usus buntu dapat terjadi yang disebabkan oleh cacing dewasa. Laporan terjadinya pankreatitis disebabkan oleh ascaris cenderung meningkat.
Diagnosa dibuat dengan menemukan telur pada kotoran atau ditemukannya cacing dewasa yang keluar dari anus, mulut atau hidung. Adanya cacing pada usus dapat juga diketahui dengan teknik pemeriksaan radiologi atau sonografi. Terkenanya paru-paru dapat diketahui dengan menemukan larva cacing ascaris pada sputum atau cucian lambung.
2. Penyebab penyakit.
Ascaris lumbricoides, cacing gelang yang berukuran besar yang ada pada usus manusia, Ascaris suum, parasit yang serupa yang terdapat pada babi, jarang namun bisa berkembang menjadi dewasa pada usus manusia, namun ia dapat juga menyebabkan “larva migrans”.
3. Distribusi penyakit.
Ascaris tersebar diseluruh dunia, dengan frekuensi terbesar berada di negara tropis yang lembab dimana angka prevalensi kadang kala mencapai diatas 50%. Angka prevalensi dan
59


intensitas infeksi biasanya paling tinggi pada anak-anak antara usia 3 dan 8 tahun. Di Amerika Serikat, Ascaris umumnya ditemukan dikalangan imigran yang berasal dari negara berkembang.
4. Reservoir – Reservoir adalah manusia, telur ascaris ditemukan di tanah
5. Cara penularan.
Penularan terjadi karena menelan telur yang fertile dari tanah yang terkontaminasi dengan kotoran manusia atau dari produk mentah yang terkontaminasi dengan tanah yang berisi telur cacing. Penularan tidak terjadi langsung dari orang ke orang lain atau dari tinja segar ke orang. Penularan terjadi paling sering di sekitar rumah, dimana anak-anak, tanpa adanya fasilitas jamban yang saniter, mencemari daerah tersebut; infeksi pada anak kebanyakan karena menelan tanah yang tercemar. Tanah yang terkontaminasi telur cacing dapat terbawa jauh karena menempel pada kaki atau alas kaki masuk ke dalam rumah, penularan melalui debu juga dapat terjadi.
Telur mencapai tanah melalui tinja, dan berkembang (embrionasi); pada suhu musim panas mereka menjadi infektif setelah 2 – 3 minggu dan kemudian tetap infektif selama beberapa bulan atau beberapa tahun di tanah dalam kondisi yang cocok. Telur embrionasi yang tertelan menetas pada lumen usus, larva menembus dinding usus dan mencapai paru-paru melalui sistem sirkulasi. Larva tumbuh dan berkembang pada paru-paru; 9 – 10 hari setelah infeksi mereka masuk ke alveoli, menembus trakhea dan tertelan untuk mencapai usus halus 14 – 20 hari setelah infeksi, didalam usus halus mereka tumbuh menjadi dewasa, kawin dan mulai bertelur 45 – 60 hari setelah menelan telur yang terembrionasi.

6. Masa Inkubasi – siklus hidup membutuhkan 4 hingga 8 minggu untuk menjadi lengkap.
7. Masa Penularan
Cacing betina dewasa yang subur hidup di usus. Umur yang normal dari cacing dewasa adalah 12 bulan; paling lama bisa lebih dari 24 bulan, cacing betina dapat memproduksi lebih dari 200.000 telur sehari. Dalam kondisi yang memungkinkan telur dapat tetap bertahan hidup di tanah selama bertahun-tahun.
8. Kerentanan dan Kekebalan– semua orang rentan terhadap infeksi ascaris.
9. Cara Cara Pemberantasan
A. Cara Cara Pencegahan :
1) Berikan penyuluhan kepada masyarakat untuk menggunakan fasilitas jamban yang memenuhi syarat kesehatan.
2) Sediakan fasilitas yang cukup memadai untuk pembuangan kotoran yang layak dan cegah kontaminasi tanah pada daerah yang berdekatan langsung dengan rumah, terutama di tempat anak bermain.
3) Di daerah pedesaan, buatlah jamban umum yang konstruksinya sedemikian rupa sehingga dapat mencegah penyebaran telur Ascaris melalui aliran air, angin, dan lain-lain. Kompos yang dibuat dari kotoran manusia untuk digunakan sebagai pupuk kemungkinan tidak membunuh semua telur.
60

4) Dorong kebiasaan berperilaku higienis pada anak-anak, misalnya ajarkan mereka untuk mencuci tangan sebelum makan dan menjamah makanan.
5) Di daerah endemis, jaga agar makanan selalu ditutup supaya tidak terkena debu dan kotoran. Makanan yang telah jatuh ke lantai jangan dimakan kecuali telah dicuci atau dipanaskan.

B. Pengawasan Penderita, Kontak & Lingkungan Sekitarnya :
1. Laporan kepada instansi kesehatan setempat : laporan resmi biasanya tidak dilakukan, Kelas 5 (lihat Petentang pelaporan penyakit menular).
2. Isolasi : tidak perlu.
3. Disinfeksi serentak : pembuangan kotoran pada jamban yang saniter.
4. Karantina : tidak diperlukan.
5. Imunisasi : tidak ada.
6. Investigasi kontak dan sumber infeksi : cari & temukan penderita lain yang perlu diberpengobatan. Perhatikan lingkungan yang tercemar yang menjadi sumber infeksi terutama disekitar rumah penderita.
7. Pengobatan spesifik : Mebendazole (Vermox®) dan albendazole (Zentel®) (juga efektif terhadap Trichuris trichiura dan cacing tambang, lihat Trichuriasis & cacing tambang). Kedua obat tersebut merupakan kontraindikasi untuk diberikan selama kehamilan. Penyimpangan migrasi dari cacing ascaris telah dilaporkan setelah pemberian terapi Mebendazole; namun hal ini dapat juga terjadi dengan terapi obat yang lain atau penyimpangan migrasi dapat juga terjadi secara spontan pada infeksi yang berat. Pyrantel pamoate (Antiminth®, Combantrin®) juga efektif diberikan dalam dosis tunggal (obat ini dapat juga dipakai untuk cacing tambang, tapi tidak untuk T. Trichiura).

C. Tindakan Penanggulangan Wabah : lakukan survei prevalensi di daerah endemis tinggi, berikan penyuluhan pada masyarakat tentang sanitasi lingkungan dan higiene perorangan dan sediakan fasilitas pengobatan.
D. Implikasi Bencana : Tidak ada


E. Tindakan internasional : Tidak ada. 

No comments:

Post a Comment